Pengolahan Limbah Cair

Berikut ini kami terangkan secara rigkas tentang cara pengolahan limbah cair.

Secara umum, pengolahan limbah cair dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder, dan pengolahan tersier. Pengolahan primer merupakan pengolahan secara fisik untuk menyisihkan benda-benda terapung atau padatan tersuspensi” terendapkan (settleable solids). Pengolahan primer ini berupa penyaringan kasar, dan pengendapan primer untuk memisahkan bahan inert seperti butiran pasir /tanah. Saringan kasar digunakan untuk menahan benda berukuran relative besar. Karena butiran pasir / tanah merupakan bahan non-biodegradable dan dapat terakumulasi di dasar instalasi pengolahan limbah cair, maka bahan tersebut harus dipisahkan dari limbah cair yang akan diolah.

Penyisihan butiran pasir atau tanah dapat dilakukan dengan bak pengendapan primer. Pengendapan primer ini umumnya dirancang untuk waktu tinggal sekitar 2 jam. Dengan pengolahan sekunder BOD dan TSS dalam limbah cair dapat dikurangi secara signifikan, tetapi effluent masih mengandung amonium atau nitrat, dan fosfor dalam bentuk terlarut. Kedua bahan ini erupakan unsur hara (nutrien) bagi tanaman akuatik. Jika unsur nutrient ini dibuang ke perairan (sungai atau danau), akan menyebabkan pertumbuhan biota air dan alpa secara berlebih yang dapat mengakibatkan eutrofikasi dan pendangkalan badan air tersebut. Oleh karena itu, unsure hara tersebut perlu dieliminasi dari efluen.

Nitrogen dalam effluent instalasi pengolahan sekunder kebanyakan dalam bentuk senyawa ammonia atau ammonium, tergantung pada nilai pH. Senyawa amoniak ini bersifat toksik terhadap ikan, jika konsentrasinya cukup tinggi. Permasalahan lain yang berkaitan dengan amonia adalah penggunaan oksigen terlarut selama proses konversi dari amonia. Jadi nitrat oleh mikroorganisme (nitrifikasi).Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas effluent dibutuhkan pengolahan tambahan, yang dikenal sebagai pengolahan tersier (advanced waste water treatment) untuk mengurangi atau menghilangkan konsentrasi BOD, TSS dan nutrien (N,P). Proses pengolahan tersier yang dapat diterapkan antara lain adalah filtrasi pasir, eliminasi nitrogen (nitrifikasidan denitrifikasi), dan eliminasi fosfor (secara kimia maupun biologis).

Related Post



Posting Komentar